Ruwatan bukan untuk menolak bala saja

Indonesia adalah negeri yang kaya dengan aneka ragam seni dan budaya. Masyarakat suku Jawa, memiliki banyak tradisi dalam mengungkapkan rasa syukurnya kepada Yang Maha Kuasa. Demikianpun ketika menghadapi permasalahan hidup.
Ruwatan adalah salah satu bentuk tradisi yang dimiliki masyarakat Jawa ketika suatu keluarga mendapati cobaan-cobaan kehidupan, dengan tidak menutup mata atas segala rahmat dan karunia yang telah diterima dari Tuhan Yang Maha Esa. Disamping itu, ruwatan pada dasarnya adalah upaya masyarakat Jawa dalam melakukan introspeksi dengan tujuan agar lebih tabah dalam menjalani kehidupan, agar lebih tenang dan berharap dapat menemukan jalan keluar dari kesulitan.

IPAL KOMUNAL

Pembangunan proyek IPAL Komunal dan Perpipaan di Pasirmuncang, Purwokerto Barat telah diselesaikan. Pada 15 April 2013 yang lalu proyek tersebut diresmikan.

Foto: Multimedia Studio Purwokerto


Bupati Banyumas periode 2013 - 2018



Bertempat di Pendopo Si Panji pada 11 April 2013 Gubernur Banyumas Bibit Waluyo melantik Ir H Achmad Husein sebagai Bupati Banyumas periode 2013 - 2018. Foto: Multimedia Studio Purwokerto

FKUB PURWOKERTO

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang religius. Ada banyak organisasi keagamaan dari agama-agama dunia yang hidup di negeri majemuk ini, seperti Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu, dan penganut-penganut aliran kepercayaan. Gubernur Bibit Waluyo meresmikan kantor sekretariat Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Purwokerto pada 11 April 2013. Kesenian Barongsai yang berasal dari China, dan kesenian kuda lumping yang merupakan kesenian asli daerah setempat ditampilkan untuk memeriahkan suasana peresmian. Hadir dalam acara peresmian ini Bupati dan Wakil Bupati Banyumas, perwakilan keluarga
Gus Dur, dan perwakilan dari berbagai organisasi keagamaan. (Foto: Multimedia Studio)

Oldist Nite Fest

Untuk menyemarakkan HUT Kabupaten Banyumas, RM Ciptarasa menyelenggarakan Oldist Nite Fest. (Foto: Multimedia

Wayang Kulit for Islam

Di Indonesia, khususnya Jawa, kita dapat menemukan cara yang unik dalam berdakwah Islam. Dengan meneladani Sunan Kalijaga dan Sunan Giri, beberapa Kyai menggunakan wayang kulit.
Foto di sampimg ini, diambil pada 24 Maret 2013, tampak Kyai Haji Jabir Huda Al Mansyur sedang menggunakan wayang kulit sebagai sarana dakwah.
Tampak ia sedang menggunakan wayang yang menyerupai tokoh nasional mantan presiden Soeharto, sebagai bagian dari "aksi"-nya untuk menarik perhatian audiennya.

Ia hadir dalam acara tasyakuran atas selesainya pengaspalan jalan di RT 01 RW 09 Desa Pliken Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumasyang dihadiri juga oleh Ir Achmad Husein dan dr Budhi Setiawan.

In Indonesia, especially Java, we can find a unique way of Islamic "dakwah". Kyai Haji  Jabir Huda Al Mansyur, for example, who lives in Kebumen, uses "wayang kulit".

This is the first page (cover) of Tabloid Fokus

This is the first page (cover) of Tabloid Fokus. A local tabloid from Purwokerto. Designed by Multimedia Studio.

First page newspaper of "Banyumas Pos"

 This is first page of a local newspaper Banyumas Pos from Purwokerto, Central Java, Indonesia. Designed by Multimedia Studio.

Pengajian di Banyumas menggunakan wayang kulit


Umat muslim di Banyumas, Jawa Tengah menggunakan cara yang unik dalam menyimak ajaran Islam. Seperti terlihat pada foto di samping, pada 3 Maret yang lalu, bertempat di Desa Papringan Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, seorang penceramah yaitu Kyai Kharis Budianto, sedang berdakwah dengan menggunakan wayang kulit.

Hal tersebut di atas bisa jadi sulit ditemukan di negara lain, mengingat adanya perbedaan penafsiran terhadap ketentuan dalam Islam untuk penggunaan "gambar".

Dengan kesederhanaan pola pikir yang dimiliki oleh para penduduk di Jawa, justru telah memungkinkan diterimanya ajaran Islam secara damai sejak beberapa abad yang lalu. Sampai dengan saat ini, umat muslim dan umat beragama lainnya hidup berdampingan secara damai di Jawa pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya.

Pelaksanaan ceramah tersebut diatas telah didokumentasikan dalam DVD oleh Multimedia Studio.

Family Gathering Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma

Pada Minggu, 24 Februari 2013, KBM JLPL Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah cq Wanawisata Curug Cipendok bekerjasama dengan Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma, menyelenggarakan Family Gathering di Wanawisata Curug Cipendok.

Kegiatan ini diikuti tidak kurang dari 40 peserta dan telah didokumentasikan kedalam bentuk DVD oleh Multimedia Studio.

The Wedding: Inez & Danang


19 Januari 2013: Sesaat seusai pemberkatan pernikahan, Inez dan Danang berdoa di Gereja Maranatha Cilacap.
* multimedia studio


Reproduksi foto-foto tua Keluarga Bu Ramdhani

Ini adalah foto-foto milik keluarga Bu Ramdhani yang tinggal di Kober, Purwokerto, Jawa Tengah. Direproduksi menggunakan Adobe Photoshop, dikerjakan oleh Multimedia Studio






Reproduksi foto tua Keluarga Bu Tjahajani

Kedua foto disamping adalah milik Keluarga Ibu Tjahajani, tinggal di Purwokerto, Jawa Tengah, yang telah direproduksi dengan menggunakan Adobe Photoshop, dikerjakan oleh multimedia studio.

Maaf, proses pengerjaannya lama.


Yayasan Alfatihah Semesta Alam Purwokerto

Penyerahan santunan oleh Yayasan Alfatihah Semesta Alam Purwokerto kepada anak-anak yatim yang diselenggarakan pada 24 Januari 2013 lalu, sekaligus untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 1434 H.
* Dok. video: Multimedia

Debat Terbuka Pilkada Banyumas

Setelah menyampaikan visi, misi dan programnya, keenam pasangan peserta Pemilihan Kepala Daerah Banyumas mengikuti Debat Terbuka yang dilaksanakan oleh Radio Republik Indonesia. Kegiatan ini disiarkan secara langsung.

Pilkada Bupati Banyumas 2013

Dalam Pemilihan Kepala Daerah Banyumas kali ini Ir H Achmad Husein yang saat ini adalah Wakil Bupati Banyumas (paling kiri pada foto 1), akhirnya bersaing dengan Drs H Mardjoko MM (paling kiri pada foto 2) yang saat ini menjabat Bupati Banyumas. Foto ini diambil tanggal 31 Januari 2013, ketika mereka, didampingi pasangannya,  menyampaikan visi, misi dan programnya dalam Rapat Paripurna Istimewa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Banyumas.
***/Multimedia Studio

Masjid Kudus di Jawa Tengah



Masjid Menara Kudus dibangun oleh Sunan Kudus pada sekitar 1549. Arsitektur masjid ini bergaya khas Hindu, untuk menghormati masyarakat Kudus yang ketika itu mayoritas menganut agama Hindu. Tidak hanya sebagai bukti akulturasi Islam-Hindu, sudut-sudut bangunan historial ini juga mengadopsi sejumlah kebudayaan dari penjuru dunia. Belasan piring antik yang menghiasi dinding Menara Kudus konon merupakan keramik buatan China dan Vietnam di masa silam. Sementara batu-batu merah pada bangunan, merupakan batu yang diambil langsung dari Baitul Magdis di Palestina. Ini menjadi bukti bahwa muslim Jawa memiliki toleransi yang tinggi dan mencintai kedamaian.

Di depan Menara Masjid Kudus, 29 Desember 2012

RESTORASI FOTO KELUARGA BU TJAHAJANI

 Foto yang pertama di bawah ini dibuat tahun 1946.